Pages

Budidaya Tanaman Terong

 Assalamu'alaikum. Ketemu lagi sahabat Rumah Hijau, kali ini saya akan share tentang panduan singkat budidaya tanaman terong. Baiklah sahabat Rumah Hijau, biar gak penasaran simak yuk...

# Deskripsi
Terung (Solanum melongena) merupakan tanaman setahun berjenis perdu yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 60-90 cm. Daun tanaman ini lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna ungu dan merupakan bunga yang sempurna, biasanya terpisah dan terbentuk dalam tandan bunga.

# Manfaat
Buah terung sudah sangat dikenal masyarakat dan banyak digunakan sebagai lalap (sayuran segar) atau disayur. Hal ini disebabkan oleh rasa buah terung yang enak dan banyak mengandung vitamin.

# Syarat Tumbuh
Terung sangat mudah dibiakkan karena ia dapat hidup di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi sekitar 1.200 m dpl. Namun demikian, tanah itu harus memiliki cukup banyak kandungan bahan organik dan berdrainase baik. Selain itu, pH tanah harus berkisar antara 5-6 agar pertumbuhannya optimal.

# Pedoman Budidaya
BENIH DAN PERSEMAIAN Benih terung sebaiknya disemaikan dulu sebelum ditanam pada lahan yang tetap. Pembuatan bedengan dan cara penyemaian terung tidaklah berbeda seperti perlakuan pada tomat. Hanya saja kebutuhan benih terung berbeda dengan benih tomat. Untuk lahan seluas 1 ha, diperlukan 500 g benih terung dengan daya kecambah 75070. Bibit terung berada di persemaian hingga berumur kurang lebih 1,5 bulan atau kira-kira telah berdaun empat helai. Setelah itu bibit terung sudah siap untuk dipindahkan di lahan penanaman.


# PENANAMAN
Lahan penanaman disiapkan dan diolah terlebih dahulu, kemudian di bentuk bedengan. Bedengan dibuat selebar antara 1,2 – 1,4 cm dan panjang sesuai lahan. Kemudian bedengan dibuatkan lubang tanam masing-masing berjarak sekitar 60 cm. Jarak antarbarisan lubang tanam 70-80 cm. Setiap bedengan memuat dua barisan tanaman. Di antara bedengan, haruslah dibuat parit yang berfungsi sebagai jalan dan pembuangan air saat musim hujan. Hal ini penting dilakukan karena terung tidak tahan genangan air. Selanjutnya setiap lubang tanam diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5-1 kg agar tanah cukup mengandung bahan organik. Setelah lahan disiapkan, sebaiknya bibit yang telah siap tanam dimasukkan secara tegak lurus ke dalam lubang tanam. Kemudian di sekitar lubang tanam disirami air agar tanah cukup lembap, tetapi tidak sampai tergenang.

# Pemeliharaan
Setelah tanam, penyiraman dilakukan kembali setiap 3 hari sekali hingga saat berbunga. Ketika masa berbunga, penyiraman dilakukan 2 hari sekali. Namun, apabila penanaman dilakukan pada daerah kering, maka penyiraman dapat dilakukan lebih sering agar tanaman tidak layu kekeringan. Pemupukan pada terung dilakukan tiga kali, yaitu sebagai pupuk dasar, susulan I, dan susulan II. Pupuk dasar diberikan saat tanah mulai diolah, pupuk susulan I diberikan 7 -14 hari sesudah tanam, dan pupuk susulan II diberikan saat tanaman mulai berbunga. Dosis pemupukan bervariasi untuk setiap jenis terung dan jenis tanahnya, lihat pada Tabel berikut.


# WAKTU DAN DOSIS PEMUPUKAN TERUNG No Jenis pupuk Total Pupuk Dasar Pupuk susulan I II
1. Pupuk kandang 15 ton 15 ton
2. Urea 300 kg 100 kg 100 kg 100 kg
3. TSP 200 kg 200 kg
4. KCI 200 kg 200 kg
Sumber : Rush Hukum, kk.,1990.
Pemeliharaan selanjutnya seperti penyiangan dan pendangiran dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Namun, bila dirasa perlu, penyiangan dan pendangiran dapat dilakukan lebih sering. Tanaman terung memerlukan penyangga agar cabang lateralnya tidak raboh terkena angin atau hujan. Ajir dapat dibuat dari bambu atau kawat setinggi 60-90 cm.

* Hama dan Penyakit

# HAMA APHIS (KUTU DAUN) Serangan hama ini ditandai dengan mengerutnya daun karena mengering. Daunnya berwarna kuning. Pemberantasannya umumnya dilakukan dengan Basudin 40 WP dan Bayrusi125 EC. Tungau (Tetranychus) Serangan hama ini ditandai dengan pertumbuhan tanaman terung menjadi abnormal. Daun pucuk atau tunas yang terserang berubah menjadi keriput dan berwarna kuning. Hama ini menyerang daun dan cabang muda dengan cara mengisap cairan dalam jaringan tanaman. Pengendalian serangan dilakukan dengan menggunakan larutan Kalthene 0,2 %, Dimetoate (Rogor, Roxixon) 0,1 % atau larutan Sumithion 1:1.000 (18 cc dalam 15 liter air).

# PENYAKIT KARAT DAUN Serangan penyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak kuning (blight) dan kanker pada daun maupun -tanaman. Penyebabnya adalah Phomopsis vexans (Sacc & Syd) Harter atau Diaphote vexans Gratz. Penyakit ini sulit diberantas. Untuk itu, sebaiknya pada awal penanaman digunakan Dithane M-45 berkonsentrasi 0,2-0,3 %.

# BUSUK AKAR Serangan penyakit ini ditandai dengan warna daun menjadi lebih hijau, lalu menjadi kuning, dan akhirnya mati. Penyebabnya adalah cendawan Yerticilium alboatrum yang menyerang akar dan pembuluh pada jaringan tanaman. Pencegahan serangan selanjutnya dengan menggunakan Dithane M-45 (0,2-0,3 %). Sebenarnya penyakit ini dapat dikendalikan dengan perlakuan tanah, antara lain fumigasi, drainase yang baik, dan rotasi tanaman.

#  Panen dan Pasca Panen

Umur terung yang dapat dipanen tergantung dari varietas yang ditanam. Namun, secara umum terung dapat dipanen sekitar 4 bulan atau 90 hari sejak semai. Selanjutnya selang seminggu sekali, buah terung dapat dipanen 6-7 kali. Dalam pemanenan, diperhitungkan pula lama pengangkutan sampai ke tangan konsumen. Sebaiknya terung yang dipetik adalah buah muda yang bijinya belum keras dan daging buahnya belum liat. Apabila pengangkutan memerlukan waktu lama, maka sebaiknya terung dipetik sebelum masak, tapi sudah tampak bernas (berisi). Waktu panen sebaiknya dilakukan saat pagi hari atau sore hari. Hindari waktu panen saat terik matahari karena dapat mengganggu tanaman dan membuat kulit terung menjadi keriput (kering) sehingga menurunkan kualitas.

Nah itu tadi  sahabat Rumah Hijau, artikel tentang budidaya tanaman terong jika dirasa bermanfaat share aja ke teman teman anda mungkin ada yang belum tahu, sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Manfaat Apel Hijau Bagi Kesehatan

Assalamualaikum, apa kabar sahabat Rumah Hijau, apakah anda tahu manfaat dari Apel Hijau, maukah saya tunjukkan beberapa manfaat dari buah Apel Hijau ini, baiklah kita simak bersama yuk artikel Rumah Hijau berikut ini.

Buah apel hijau atau merah merupakan buah yang enak, karena rasanya punya sensasi yang menyegarkan. Bukan hanya itu ternyata apel juga berkhasiat untuk kesehatan tubuh dan kecantikan kulit wajah. Bagia anda yang ingin tahu manfaat apel hijau bagi kesehatan tubuh silahkan baca artikel dibawah ini :

# Memperbaiki keindahan kulit
Masker buah apel hijau bermanfaat untuk membantu menjaga kelembaban kulit serta mengurangi kerutan. Cara membuat masker apel hijau adalah dengan menyiapkan apel hijau, seiris anggur, satu sendok makan perasaan lemon dan 1/4 cangkir lidah buaya. Kemuadian semua bahan diblender sampai rata dan mengental. Oleskan ke seluruh permukaan kulit wajah dan leher, tunggu 15 menit kemudian bilas dengan air hangat.

# Melangsingkan perut
Untuk mendapatkan perut yang langsing anda bisa mencoba dengan mencampur saus apel dengan setengah mentega dan dioleskan pada kue. Ini akan menghasilkan rasa manis natural dan sedikit kandungan lemak. Saus apel bebas lemak dan kolesterol dan hampir sama kandungannya dengan satu cangkir beras merah yang akan membantu anda untuk melangsingkan perut.

# Menyehatkan Paru-paru
Apel mengandung anti-oksidan yang disebut quercetin yang akan melindungi paruparu dari polusi. Orang yang mengkonsumsi apel memiliki kondisi paruparu yang lebih baik ketimbang orang yang tidak mengkonsumsinya.

# Menghilangkan ketombe
Jus asam apel dipercaya dapat membantu menghilangkan bakteri penyebab terjadinya ketombe. Untuk menggunakannya maka anda harus melakukan pijatan terhadap kulit kepala dengan jus asam apel, biarkan selama satu menit kemudian cuci dengan air bersih.

Nah sekarang sudah tahukan, itulah  beberapa manfaat dari buah Apel Hijau ini, baiklah samapi sini dulu ya sahabat Rumah Hijau, semoga bermanfaat.

Cara Menanam Bunga Dalam pot

assalamu'alaikum sobat Rumah Hijau semua, gimana kabar anda hari ini, semoga keberkahan selalu menyertai kita semua. baiklah kesempatan kali ini saya akan share tentang bagaimana sih menanam bunga dalam pot itu, baiklah mari kita simak artikel Rumah Hijau tentang cara menanam bunga dalam pot.
Berkebun tidak harus mempunyai lahan yang luas, pekarangan yang sempit sekalipun dapat kita manfaatkan untuk berkebun.
Misalnya dengan menempatkan tanaman di dalam pot -pot.




Berikut ini adalah cara menanam tanaman hias /bunga di dalam pot :

Persiapan Media Tanam
1. Letakan beberapa pecahan batu merah (sebagai pengikat air) di dasar pot
2. Isi pot dengan campuran tanah yang ideal untuk tiap-tiap jenis
a. Campuran umum;
pasir 1/3 bagian, tanah 1/3 bagian, 1/3 bagian pupuk kandang
b. Campuran untuk jenis suka kering;
pasir ½ bagian, 1/2 bagian pupuk kandang
c. Campuran untuk jenis suka lembab
tanah ½ bagian, 1/2 bagian pupuk kandang
3. Media siap untuk ditanami.

Cara Pengepotan yang Baik

Pilihlah pot tanaman dan media tumbuh yang sesuai dengan tanaman yang akan kita potkan. Pot juga harus disesuaikan dengan tempat dimana dan bagaimana pot tersebut diletakkan.

Bila pot dan media yg telah disiapkan tersedia, pastikan pot memiliki lubang drainase yang cukup. Isikan media kurang lebih 1/3 bagian pot. masukkan tanaman, usahakan media asal yang menempel pada tanaman masih ada, agar tanaman tidak mengalami stres saat beradaptasi dengan media yang baru.

Tambahkan lagi media tanam, sambil tanaman dipegang terus dengan sebelah tangan. Setelah hampir penuh, tekan media perlahan-lahan dengan ibu jari agar tanaman dapat berdiri kokoh. Pot jangan diisi sampai penuh, sisakan sekitar 2 cm dari bibir pot agar mudah waktu melakukan penyiraman.

Setelah pengepotan selesai, siramlah tanaman secukupnya. Dinding luar dan dasar pot dibersihkan dari kotoran dan media tanam yang masih menempel sebelum diletakkan pada tempat yang diinginkan.

Cara Pengairan yang Tepat

Beberapa cara untuk mengairi tanaman pot dalam ruangan yaitu :

1.Air diberikan melalui alas pot. Dengan cara ini air akan meresap ke atas ke media tanam dengan melalui sistem kapiler. Keuntungan media tidak terlalu basah, tetapi ketersediaan air cukup terjamin. Untuk membantu peresapan air ke media tanam sebaiknya dipasang tali dari media ke alas pot melewati lubang drainase.

2.Air diberikan langsung pada media tanam. Pada cara ini air dapat disiramkan langsung pada permukaan media tanam atau juga dapat melalui pipa yang ditancapkan ke media tanam. Usahakan air siraman tidak mengenai tanaman secara langsung.

Waktu terbaik untuk melakukan penyiraman tanaman adalah di pagi hari kira-kira jam 7 -10 (sore juga ok ).

Salah satu tanaman bunga, hias dan hortikultura/buah yang cocok di tanam di halaman rumah adalah :

1.Tanaman Bunga Bougenville.
Tanaman ini selain punya bentuk yg indah, gampang hidup, bisa di modifikasi warna dan bunganya juga berfungsi sebagai filter debu untuk rumah kita.Selain itu tanaman ini tidak terlalu besar dan akarnya pun tidak merusak pagar atau tembok rumah karena akarnya yg lembut tapi kuat.

Kalau halamannya lumayan besar, menurut saya pohon palem sangat bagus dan dapat membuat kesan indah/asri.
Untuk tanaman kecil lainnya, banyak sekali yang bisa ditanam contoh : anggrek, mawar, melati, alamanda, kembang sepatu, dll

2.Tanaman Peneduh
Pohon mangga gampang merawatnya, cocok untuk peneduh, dan tentunya bisa dinikmati buahnya.
Pohon peneduh menciptakan “iklim” mikro, sehingga angin yg masuk ke pekarangan dan ke dalam rumah akan lebih sejuk karena telah mendapat bulir2 uap air, mangga adalah salah satu yg tajuk pohonnya tepat sbg peneduh.

3.Tanaman Penyerap Racun
Tanaman hias dan bunga yang memiliki fungsi sebagai penyerap racun antara lain: lidah mertua, krisan, lidah buaya, sansiviera, andong, aglonema, beringin. Bahkan lidah mertua mampu menyerap logam berat seperti timbal yang paling berbahaya yang ada di udara.
Jenis aglonema sangat cocok ditanam di sekitar rumah bagi perokok karena segala jenis aglonema, selain mampu menyerap CO2 juga bisa menyerap nikotin dengan baik.

4.Tanaman Penolak Nyamuk (udah ogud bahas di forum kesehatan)
Tanaman yang berfungsi sebagai hiasan sekaligus penolak nyamuk, antara lain, selasih, tahi kotok, suren, zodia, geranium, rosemary dan tembelekan. Yang bisa dijadikan anti nyamuk oles alami misalnya, kenanga, lavender dan catnip.
Nyamuk tidak menyukai beberapa jenis tanaman tersebut karena mengeluarkan senyawa yang tidak disukai bahkan bisa mematikan nyamuk.
”Makin banyak menanam tanaman hias penangkal nyamuk di halaman dan taman rumah, makin kecil ketergantungan kita terhadap obat nyamuk berbahan kimia”.
sumber : tipspetani.blogspot.com

Nah sekarang setelah baca artikel dari Rumah Hijau saatnya untuk praktek, selamat mencoba dan mari menuju Rumah Hijau Indonesia.

Bunga Bokor yang Cantik

Assalamu'alaikum. Sahabat Rumah Hijau, kali ini saya akan share tentang bunga bokor, ada yang yang tahu gak, baiklah Sahabat rumah Hijau biar gak penasaran mari kita simak bersama artikelnya.

Bunga “lawas” ini masa jayanya memang di era tahun 80-an. Namun tidak tahu jika Anda ingin menghadirkannya sebagai penghias taman saat ini. Bagaimana kiat pemeliharaannya? Simak ulasan berikut ini.

Kembang bokor atau hortensia atau Hydrangea macrophylla adalah bunga yang sangat elok. Kuntum-kuntumnya yang mekar tumbuh saling merapat, bergerombol membentuk cluster, menyerupai sarang lebah. Warnanya sangat memikat, ada hijau muda, biru keunguan, merah muda cerah, sampai merah lembayung.

Tanaman ini banyak digunakan sebagai penghias taman, utamanya di daerah yang berhawa sejuk seperti Bogor, Bandung, Puncak, atau Lembang. Selain itu, kembang bokor juga banyak digunakan sebagai elemen taman dalam ruang, pada acara-acara seminar atau pameran.

Negeri Oriental
Kembang bokor yang termasuk keluarga Hydrangeaceae ini berasal dari negeri yang berhawa sejuk. Tepatnya dari daratan Cina, Jepang, dan pegunungan Himalaya. Dari sana, kembang bokor dibawa menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Dalam penyebarannya, kembang bokor yang bisa diperbanyak dengan cara stek batang atau cangkok ini ternyata mengalami perkembangan (baca: kemajuan). Bunganya menjadi lebih besar dan warna serta bentuknya pun semakin bervariasi.

Humus Murni dan Kelembaban Tinggi
Kembang bokor adalah tumbuhan semak yang batangnya berkayu. Tinggi tanamannya hanya berkisar di angka 50 cm. Helaian daunnya berbentuk bulat panjang atau bulat telur, dan pada beberapa varietas, tepian daunnya bergerigi.

Kembang bokor sebenarnya termasuk tanaman yang gampang tumbuh. Di tempat yang sesuai, ia akan tumbuh dengan baik. Bahkan di tempat yang kurang sesuai pun, ia masih mau tumbuh, meski tanamannya menjadi tidak terlalu besar dan bunganya malas muncul.

Sebagian orang sering mengeluhkan bawa kembang bokor yang dibelinya, tidak mau hidup lama—paling hanya 5 bulan. Malah ada yang sudah membeli berulang-ulang karena penasaran, tetapi hasilnya sama saja, si kembang bokor tak pernah bertahan lama.

Alasan paling sederhana yang bisa menjelaskan permasalahan ini adalah tempat tumbuh kembang bokor yang kurang sesuai. Seperti sudah diceritakan di awal tadi, kembang bokor adalah tanaman yang berasal dari daerah berhawa sejuk dan memiliki tingkat kelembaban tinggi. Karena itu, tempat hidup paling pas bagi si biru jelita ini adalah daerah berhawa sejuk. Kurang dari ini, si kembang bokor masih mau hidup—bahkan bisa tumbuh subur—hanya saja bunganya malas muncul. Jika Anda kebetulan tinggal di daerah yang kurang sejuk, jangan berkecil hati, ada beberapa perlakuan yang bisa membuat si kembang bokor tetap hidup.

Yang pertama, tempatkan si kembang bokor di lokasi yang terkena sinar matahari penuh, tetapi hanya sinar matahari pagi (maksimal sampai jam 10.00). Kemudian, tanam si kembang bokor pada media yang benar-benar subur, misalnya humus murni yang berasal dari sisa-sisa tanaman. Kembang bokor menyukai struktur media yang poros/beremah tetapi bisa mengikat air dengan baik.

Untuk penyiraman, karena kembang bokor berasal dari daerah yang memiliki tingkat kelembaban tinggi, tanaman ini menghendaki pasokan air yang teratur dalam jumlah yang cukup. Jangan menyiram terlalu berlebihan karena bisa menyebabkan tanaman busuk.

Pemupukan
Meski medianya sudah humus murni, si kembang bokor ternyata masih memerlukan pupuk agar pembungaannya bisa sempurna. Secara rutin, dalam jangka waktu dua minggu sekali, pupuklah si kembang bokor menggunakan pupuk yang tinggi kandungan Phospor/P-nya. Atau jika tidak ada, boleh juga diganti dengan pupuk NPK.

Pupuk kandang dari kotoran kambing atau domba (yang juga tinggi kandungan P-nya) bagus juga digunakan sebagai alternatif pupuk organik, menggantikan pupuk kimia. Gejala kekurangan unsur hara—tanda bahwa tanaman sudah harus dipupuk—yang sering ditunjukkan oleh si kembang bokor adalah munculnya warna kekuningan di sela-sela tulang daun.

Menyulap Warna Kembang Bokor

Warna bunga kembang bokor dipengaruhi oleh unsur aluminium. Aluminium inilah yang mempengaruhi pigmen warna bunga si kembang bokor menjadi biru. Ketersediaan unsur aluminium tergantung dari kadar keasaman tanahnya.

Pada tanah asam—dengan pH kurang dari 5,5—aluminium mudah diserap oleh tanaman karena tersedia dalam bentuk unsur bebas/tidak berikatan dengan senyawa kapur (Ca) dalam tanah. Kembang bokor yang ditanam pada tanah jenis ini akan menghasilkan bunga berwarna biru. Pada tanah dengan pH 5,5 – 6,5 unsur aluminium agak sulit diserap oleh tanaman, karena sebagian sudah membentuk ikatan dengan senyawa kapur di dalam tanah. Pada tanah demikian, si kembang bokor akan menghasilkan bunga berwarna lembayung muda (keunguan).

Dan pada tanah basa dengan pH 7 atau lebih, unsur aluminium akan diikat erat oleh kapur, sehingga tidak bisa diserap oleh si kembang bokor. Kembang bokor yang ditanam pada tanah semacam ini akan menghasilkan bunga berwarna merah muda.

Tanah yang kita miliki di Indonesia kebanyakan bersifat asam. Karena itu, kembang bokor yang kita temui seringkali berwarna biru hingga lembayung. Ada sedikit trik yang bisa dicoba jika Anda ingin menyulap warna si kembang bokor menjadi merah muda.

Seperti sudah dijelaskan, warna merah muda akan timbul bila tanah bersifat basa. Untuk memperoleh tanah yang bersifat basa, Anda harus menaikkan pH tanah. Caranya adalah dengan menggunakan kapur pertanian atau dolomit. Dosis yang bisa digunakan adalah 0,5 – 1 kg dolomit/meter persegi tanah. Atau bisa juga dengan menyiramkan larutan kapur tembok yang dicampur/dilarutkan dalam air, dengan konsentrasi 50 gram kapur per liter air/meter persegi tanah.

Biasanya dosis di atas bisa menaikkan pH tanah sebanyak 0,5 – 1. Satu hal yang perlu diingat, penaikan pH ini tidak boleh dilakukan dengan serta merta. Dalam rentang waktu seminggu, Anda hanya boleh memberikan perlakuan sekali. Jika Anda paksakan, alih-alih menjadi merah muda, tanaman malahan mati.


 Semoga dapat menambah wawasan sahabat Rumah Hijau semua, tentang macam-macam bunga, terima kasih.
Sumber : Tabloidrumah.com

Tanaman Pemurni Udara

Assalamu'alaikum. Sahabat Rumah hijau, kali ini saya akan share tentang tanaman hias, tanaman  apaya enaknya..?. tentu saja sesuai dengan judul di atas, Tanaman Pemurni Udara, baiklah sahabat Rumah Hijau biar gak penasaran simak yuk.

Dieffenbachia bisa tumbuh hingga lebih dari satu meter. Panjang daunnya bisa mencapai hampir 50cm, dengan lebar kurang lebih 30cm. Daun lebarnya ini menjadi alasan flora ini dinobatkan sebagai salah satu tanaman peneduh.

Menanam dan merawatnya mudah. Penyiraman pun tak perlu sering dilakukan. Pasalnya, media tanam yang terlalu basah, justru akan menimbulkan kebusukan pada akar. Selain itu, Dieffenbachia juga menyukai tempat teduh. Jadi, tak masalah jika ingin menjadikannya sebagai tanaman indoor.

Masih ada satu lagi kelebihan dari flora tropis asal Amerika Selatan ini. DaunDieffenbachia mampu menyerap racun di udara. Menempatkannya dalam ruangan, selain mempercantik ruang, juga membersihkan udara. Menanamnya di halaman, bisa ikut membantu mengurangi gas polutan di sekitar rumah.

Demikian sedikit info buat sahabat Rumah Hijau, semoga bermanfaat, dan juga memupuk rasa cinta lingkungan kepada diri kita bersama.

Sumber : Properti Kompas.com

Budidaya Tanaman Tomat

Assalamu'alaikum. semoga keberkahan selalu menyertai sahabat Rumah Hijau semua, kesempatan kali ini saya akan share tentang budidaya tanaman tomat. Siapasih yang tak kenal dengan buah yang satu ini, banyak sekali manfaat yang dapat di ambil dari buah yang satu ini, tapi kita akan membahas tentang budidayanya, untuk manfaatnya insyaalloh di artikel yang lain. baiklah sahabat Rumah Hijau mari kita simak bersama artikelnya.

 Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.

# FASE PRA TANAM
 - Syarat Tumbuh

    Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
    Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 - 6
    Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.
    Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman

 - Pola Tanam

    Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan
    Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu

 - Penyiapan Lahan

    Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
    Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu
    Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
    Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal
    Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
    Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
    Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
    Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER NASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara :
    - alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
    - alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan
    - Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas bedengan pada sore hari
    - Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
    - Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
    - Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm

 - Pemilihan Bibit

    Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )
    Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan
    Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)

# FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)

    Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1)
    Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
    Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag
    Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam
    Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
    Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki

# FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )

    Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
    Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
    Penanaman sore hari
    Buka polibag plastik
    Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya
    Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air
    Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
    Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit
    Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan Natural VITURA
    Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
    Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat

# FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)

    Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
    Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air
    Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
    Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
    Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan
    Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
    Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam
    Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali.
    Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
    Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

# FASE GENERATIF (30 - 80 HST)

 - Pengelolaan Tanaman

    Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
    Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman
    Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek
    Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
    Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. - Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.

 - Pengamatan Hama dan Penyakit

    Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA
    Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. - - Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida)
    Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO
    Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
    Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.

# FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)

    Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
    Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
    Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
    Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting
    Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan
    Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.

Nah demikian tadi beberapa tahapan dalam budidaya tomat, kalau sahabat Rumah Hijau merasa artikel ini bermanfaat silahkan share ke teman-teman anda, semoga bermanfaat.

Budidaya Jahe Merah

Assalamu'alaikum, sahabat Rumah Hijau ketemu lagi, sekarang Rumah Hijau mau share artikel tentang budidaya Jahe Merah, kita simak yuk..

Potensi bisnis jahe merah semakin mendapatkan tempat di mata konsumen. Meski khasiat jahe sudah dikenal sejak bertahun-tahun yang lalu, trend produksi obat herbal turut memberikan andil populernya olahan dari jahe. seperti yang sudah banyak diketahui olahan jahe mampu memberikan efek yang baik bagi tubuh manusia diantaranya menambah stamina dan vitalitas tubuh. Salah satu jenis jahe yang sering dibudidayakan adalah jahe merah atau yang disebut dengan Jahe Sunti. Ciri dari Jahe ini adalah rimpangnya kecil,warnanya kuning kemerahan, seratnya kasar, rasanya sangat pedas dan aroma yang sangat tajam.

Untuk menghasilkan produksi Jahe Merah yang baik diperlukan tanah yang banyak mengandung bahan organik atau humus dan drainase yang baik. Jahe merah sangat cocok ditanam pada daerah yang beriklim sejuk dengan ketinggian 500-100 m dpl. Meski demikian sebenarnya Jahe Merah bisa juga tumbuh dan berkembang pada dataran rendah.
Cara Menanam Jahe Merah

Pada umunya Tanaman jahe diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan rimpang. Sebelum Jahe Merah ditanam terlebih dulu disiapkan lahan dengan membuat bedengan pada lahan yang dibentuk dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan, jarak antar bedengan 40 – 50 cm. Pada bedengan dibuat alur sedalam 10 – 15 cm sebagai lubang tanam kemudian bibit ditanam sedalam 3 – 5 cm dengan tunas menghadap ke atas. Setelah tanam dapat diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun pisang terutama pada daerah-daerah yang penyinarannya cukup tinggi.

Setelah tanaman Jahe merah ditanam, taham selanjutnya adalah tahap pemeliharaan. Pemeliharaan meliputi penyulaman untuk mengganti tanaman jahe yang tidak tumbuh atau perkembangannya kurang baik. Langkah lain adalah penyiangan tanaman jahe merah,agar tidak terganggu oleh gulma. Penyiangan sangat penting dilakukan pada 3 bulan pertama.

Pada usia satu bulan setelah tanam, pemupukan jahe merah perlu dilakukan dengan pupuk urea dan KCL. Jumlah pemupukan urea 400 kg/ha dan KCL 300 kg/ha. Pada saat usia jahe merah 3 bulan dilakukan pemupukan kembali dengan urea 400 kg/ha.
Panen Jahe Merah

Tanaman jahe umumnya dipanen tua setelah berumur 8 – 10 bulan saat kadar oleoresin optimum ditandai dengan rasa pedas dan bau harum. Khusus untuk jahe gajah bisanya dipanen disesuaikan dengan tujuan pemanfaatannya. Kemampuan produksi budidaya jahe jahe merah dan jahe emprit adalah 10 – 15 ton / ha.
sumber : tipspetani.blogspot.com

Ada yang berminat mencoba, kalau saya sih minatnya minum wedang jahe susu, mak nyus. Semoga bermanfaat.